welcome To My Blog

cctv

Salju

Daun

Kamis, 12 Desember 2013

Batu Berdaun Tempat Wisata


Batu berdaun merupakan tempat wisata  di Dabo Singkep yang terletak sekitar 2km dari pusat Dabo Singkep.  
Batu berdaun berasal dari kata batu yang diatasnya ada daun dan terletak dibibir pantai dan agak condong ke arah laut.  Sehingga tempat itupun disebut kampung batu berdaun. Tidak banyak penduduk yang tinggal disekitaran pantai ini karena jaraknya yang agak jauh dari pusat dabo. Tapi tiap akhir pekan pengunjung yang datang ke pantai ini sangat ramai.
 Setiap sabtu dan minggu tempat ini banyak dikunjunggi para wisatawan baik dari kalangan anak muda sampai orang tua, mereka datang hanya  untuk menikmati indahnya pantai dan air laut yang jernih sehingga mengundang para wisatawan untuk berenang.
Pantai ini memilki pasir yang  putih  dan dikelilinggi pohon cemara. jika dilihat pada sore hari saat matahari pulang ketempat peraduannya, kita seolah-olah berada di tempat yang sangat indah. Di bibir-bibir pantai juga terdapat karang-karang kecil yang menambah eloknya pantai ini.
Pantai ini juga sering digunakan untuk festival Band karena di pantai ini ada panggung khusus yang bisa digunakan untuk berbagai acara. Pantai ini juga bisa digunakan untuk bermain volly pantai saat 17 agustus datang.

Sabtu, 02 November 2013

Pantai Cemara Sergang Dabo Singkep

Pantai Cemara juga merupakan salah satu objek wisata atau tempat berekreasi yang ada di Dabosingkep Kabupaten Lingga Kepulauan Riau selain pantai batu berdaunpantai indah sergang dan pantai-pantai lainnya. Pantai Cemara letaknya tidak begitu jauh dari pusat kota Dabo, tepatnya di daerah sergang Dabosingkep.






singkep pulau keramahan

Pulau  Singkep atau Dabo Singkep adalah salah satu bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Untuk  sampai ke pulau ini membutuhkan waktu empat jam dari pulau Batam  jika ditempuh dengan menggunakan kendaraan laut. Namun, jika di tempuh dengan menggunakan kendaran udara hanya membutuhkan kira-kira 1 jam perjalanan. selain dapat ditempuh dari kota Batam, perjalanan menuju pulauDabo dapat di tempuh melalui Kota Tanjung Pinang. Jika dari Kota Tanjung Pinang hanya membutuhkan waktu tiga jam perjalanan.
Pemberhentian  kapal di Dabo Singkep ada dua pelabuhan yaitu pelabuhan Dabo dan pelabuhan Jagoh. Akan tetapi, yang aktif  berakses adalah pelabuhan jagoh yang menjadi pemberhentian kapal karena gelombang atau ombak yang harus dilalui sebelum sampai di pelabuhan Dabo biasanya selalu tinggi, sehingga menyebabkan kapal terombang-ambing. Jarak tempuh dari pelabuhan Jagoh ke kota Dabo tiga puluh menit perjalanan.
batu berdaun
Berbagai macam wisata alam dapat kita temui di daerah ini, diantaranya adalah wisata batu berdaun. Yaitu pantai yang di sekitarnya terdapat batu besar dan diatas batu itu terdapat pohon yang tak begitu rindang. Selain itu beberapa tempat pemandian alami yang berasal dari gunung-gunung  setempat. Penduduk yang ramah dan salalu ‘welcome’ kepada setiap pengunjung baik warga asli maupun luar kota membuat pengunjung selalu ingin mengunjungi pulau yang tak terlalu besar itu.
Pada zaman penjajahan belanda, pemerintah belanda banyak meninggalkan bangunan-bangunan lama. Seperti halnya perusahaan timah, rumah sakit yang sekarang telah menjadi RSUD Dabo singkep, bandar udara dabo dan masih banyak lagi. Bahasa sehari-hari daerah ini adalah bahasa melayu. Budaya yang masih di utamakan membuat penduduk setempat selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan keramahan dalam setiap bersosial.pelabuhan dabo
Banyak macam buah tangan yang bisa di dapat setelah mengunjungi pulau ini, diantaranya adalah kerupuk khas ikan, temuse(semacam pastel kering), nos kering atau cumi kering, nasi dagang atau nasi uduk dengan bumbu yang khas dan masih banyak lagi makanan khas kota Dabo Singkep. Kota yang nyaman dan penuh keramahan ini selalu memberikan kesan yang baik ketika dan setelah mengunjunginya.

Makanan Khas Dabo

Yeaaa...
My mommy pulang ke Dabo Singkep buat cheng meng. Emmm, ditinggal dirumah dan balek ke batam tanggal 6 tapi just fine ja sich. Ada my sister di rumah ku jadi dia yang ngurus rumah dan santai santai aja aku nya... hahahahaa

Emm,
selama di tinggalin dirumah ngk da mommy berasa sepi dech. Yang kasihannya my niece dia kan deket ma my mommy. Pas hari itu di tinggalin malam nya dia langsung sakit deman. Besok pagi pun langsung dibawa kerumah sakit dan akhirnya sembuh.. hehehee

Yeaaa...
Akhirnya my mommy pulang juga, tapi tidak lupa membawa oleh-oleh dari Dabo dan di Batam itu tidak ada. So yummy....

ini Dodol Dabo



ini namanya mi chang
makanan nya orang khek




ini kerupak ikann 


ini keripik sagu bakar 

kalau ini namanya lempam
kue kesukaan ku dalamnya ada isi nastar
siapa yang dari Dabo mau ke Batam selalu aku menintipkan kue ini

Dabo Singkep

Dabo Singkep,

  Ass
      Dalam membangun suatu daerah menjadi daerah yang lebih berkembang,
perlu banyaknya usah yang harus di lakukan
Kami sebagai salah satu anak yang lahir di kampung kami sendiri ialah Dabo Singkep akan membantu mewujudkan sesuatu perubahan untuk kampung kami sendiri
Untuk itu marilah kita dukung suatu usaha yang di lakukan untuk kemajuan
suatu daerah.Salah satunya melalui situs ini .


      DABO SINGKEP ,dabo singkep adalah sebuah pulau yang terletak di kawasan Kep. Riau,
tepatnya berada di Kabupaten Lingga .

       Dabo Singkep dulunya bergabung sebagai bagian dari Kota Tanjung Pinang. Kini , semenjak adanya pemekaran otonomi daerah yang bertujuan untuk mengembangkan potensi potensi dalam suatu daerah
pada beberapa tahun yang lalu, yang membentuk suatu kabupaten kabupaten baru yang salah satunya kabupaten Lingga.

Dari kabupaten Lingga ini terbagi beberapa 5 kecamatan yaitu;
-kecamatan lingga
-kecamatan lingga utara
-kecamatan senayang
-kecamatan singkep
-kecamatan singkep barat

      Dari 5 kecamatan diatas hanya memiliki pulau pulau besar yaitu pulau Lingga, pulau senayang, dan juga termasuk pulau singkep.Dan juga siapa yang tau entah nantinya pulau yang mana yang mnjadi daerah pemekaran selanjuatnya.

      Di suatu pulau yang cukup besar ini tersimpan banyak kekayaan alam, yang jelas jelas saja di pulau ini adalah sebagai daerah tempat penghasil timah nomor 2 setelah bangka belitung yang cukup banyak menghasilkan timah secara besar besaran se_sumatra
namun seiring berputarnya waktu, kini di Dabo Singkep tidak lagi menghasilkan timah yang banyak seperti pada masa kejayaan perusahaan timah di Dabo Singkep ini.


Namun siapa yang tau ibaratkan " Di Balik Awan ada Awan Lagi" .Habis tutupnya perusahaan timah di Dabo Singkep beberapa tahun yang lalu, kini telah timbul hasil pertambangan baru yaitu pertambangan bauksit, walau pun masih tahap awal .


       Selanjutnya walaupun dahulunya di pulau ini adalah tempat penghasil timah terbesar kini tinggallah sejarah
dan saksi saksi bisu peninggalan itu semua., Dalam perkembangannya Dabo Singkep juga memiliki lahan lahan yang sangat cukup untuk menampung pembangunan yang sangat besar.
karena luas pulau ini tidak selebih besar dari sebagian pulau Batam.
        Dalam masa perkembangan di Dabo Singkep masih melekat dengan adat adat istiadat melayu yang walau pun sudah mulai berkurang seiring perkembangan zaman,
konon dulunya adat yang sangat melekat dengan adat budaya melayu ialah di daerah pesisir pesisir dan pulau pulau sebelah timur sumatra atau juga lebih spesifik dengan pertimuran RIAU bagiaan kepulauan
Di sini masih menggunakan bahasa melayu yang "kate orang bahase emak"
makanan khas dari Dabo Singkep ini ialah ;
-lakse
-bubur lambok
-kepurun
-dsb
walau pun makanan itu berbeda beda tetapi asalnya berasal dari suatu bahan pokok yaitu Sagu sebagai makanan khas kepri
mayoritas dari orang orang di Dabo Singkep adalah sebagai nelayan untuk bagian pesisir, sedangkan untuk bagian daratan lebih dominan berkebun


Transportasi
     Transportasi di Dabo Singkep utamanya kapal laut untuk tujuan penyeberangan antar pulau, tujuan penyeberangan itu antara lain Tanjung Pinang, Jambi, Batam dan lainnya. Dabo Singkep sendirinya mempunyai 2 bah pelabuhan besar yaitu pelabuhan Dabo, dan juga pelabuhan Jagoh, kini di jagoh yang awalnya hanya untuk merapatnya kapal feri, tetapi sekarang telah ada pelabuhan untuk kapal kapal besar atau kapal roro. untuk merapatnya kapal besar seperti kapal kapal kayu ada pelabuhan tersendiri yaitu di
 Sei. Buluh dan di pengambil 
Walaupun daerah ini masih pada proses berkembang tetapi tidak merubah kenyataan bahwa daerah Dabo memiliki Bandar Udara yang berada di daerah sergang laut.
Bandar Udara ini bernama Bandar Udara DABO., 







GAMBAR PANORAMA BATU BERDAUN
WISATA ALAM DABO SINGKEP







Wisata Alam Pulau Serak Marok Tua di Dabo Singkep


Objek Wisata Pulau - Pulau Serak merupakan sebuah Pulau kecil yang terdapat di daerah Dabo Singkep Kabupaten Lingga Kepulauan Riau, lebih tepatnya lagi di Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat. Di pulau Serak ini terdapat bebatuan besar disudut-sudut bibir pantai, di tumbuhi pepohonan kelapa yang tersusun rapi, pantai pulau yang di genangi air laut jernih dan ditumbuhi terumbu karang yang indah didalamnya. Pulau ini masih belum banyak yang tahu, hanya masyarakat disekitar pulau Serak saja yang mengetahuinya.

Pada musim-musim tertentu selalu di datangi turis-turis dari manca negara. Meskipun tidak begitu ramai, namun mereka rutin untuk berlibur di pulau Serak ini. Kebanyakan dari mereka menggunakan perahu pribadi yang dibawa dari tempat asal mereka. Selain dapat menikmati pemandangan alam yang indah, di pulau Serak ini potensi ikan dan karang yang bagus sangat tepat untuk dijadikan sebagai wisata mancing bagi para pemancing mania.

Pada musim tertentu gelombang di pulau ini sangat tinggi, terkadang turis-turis memanfaatkan gelombang untuk bermain surfing. Pulau serak juga di manfaatkan nelayan untuk tempat persinggahan disaat mereka istirahat sewaktu menangkap ikan, ada sebagian mereka bermalam dan berteduh di pulau ini.

Jarak tempuh yang di lewati dari kota Dabo Singkep menuju ke lokasi ini kurang lebih memakan waktu Satu jam perjalanan dengan menggunakan mobil ataupun sepeda motor ke Desa Marok Tua. Setelah itu baru dilanjutkan lagi sekitar satu jam setengah dengan menggunakan Speed boat atau Pompong (Kapal angkutan nelayan ciri khas Dabo Singkep Kabupaten Lingga) untuk menuju ke lokasi pulau tersebut.

Pulau%2BSerak%2B1%2Bdabo%2Bsingkep%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B2%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B3%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B4%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B5%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B6%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B7%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B8%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B9%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2B%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B10%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2B%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B11%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2B%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

pulau%2Bserak%2B12%2B-%2Bdabo%2Bsingkep%2B%2Bkabupaten%2Blingga%2Bkepulauan%2Briau

Kamis, 03 Oktober 2013

Pemandian Air Panas di Dabo Singkep 

Wisata Alam Pemandian Air Panas Dabo SingkepWisata Alam Pemandian Air Panas Dabo Singkep merupakan salah satu tempat pariwisata yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Wisata alam Pemandian Air Panas ini banyak diminati oleh warga Dabo Singkep dan sekitarnya tidak hanya sebagai tempat rekreasi saja. Tempat ini juga digunakan untuk melakukan refleksi tubuh serta terapi kulit bagi warga Dabo Singkep dan sekitarnya. Bagi warga yang terkena penyakit kulit seperti gatal-gatal atau penyakit kulit lainnya, mandi di pemandian Air Panas ini sangatlah cocok untuk disembuhkan.
Letak pemandian kolam air panas ini berjarak 3 Kilo meter dari pusat keramaian Dabo Singkep. Akses untuk menuju ke lokasi pemandian ini dapat di tempuh dengan menggunakan transportasi roda dua maupun roda empat. Pada saat akan menuju ke lokasi pemandian air panas ini, kita akan disuguhkan dengan pemandangan-pemandangan dusun dan perkebunan masyarakat serta danau-danau buatan (kolong) bekas galian timah yang sudah lama ditinggalkan.
Dilokasi pemandian Air Panas Dabo Singkep ini menyediakan beberapa kolam pemandian yang dibedakan berdasarkan tingkat suhu panas air. Mulai dari kolam yang bersuhu rendah (suam kuku), suhu sedang, sampai kolam yang bersuhu panas. Mata air kolam pemandian Air Panas ini berasal dari air belerang yang keluar dari dalam perut bumi. Di lokasi pemandian ini, juga disediakan tempat untuk bersantai yang teduh bagi pengunjung yang datang.

Rabu, 02 Oktober 2013

Sejarah

Dabosingkep sebagai ibukota kecamatan Singkep pernah dikenal sebagai “kota timah” selain Pangkal Pinang (Bangka) dan Tanjung Pandan (Belitung). Kehadiran perusahaan penambangan timah selama sejak 1812 – 1992 (direct atau indirect) telah meninggalkan infrastruktur yang sekarang menjadi aset Pemda setempat dan departemen teknis seperti bandara, pelabuhan laut, jalan raya, prasarana listrik, air minum, telekomunikasi, rumah sakit, bangunan bank, perkantoran perusahaan timah, unit-unit bangunan perumahan karyawan, dan sebagainya.
Bandara Dabo dapat didarati pesawat jenis Fokker-27, sedangkan pelabuhan laut telah mengalami renovasi dari anggaran APBN , dengan harapan dapat disinggahi oleh kapal-kapal ukuran menengah dari Jakarta, Bangka menuju Batam atau Tanjung Pinang. Sedang fasilitas komunikasi dengan kode area 0776 sudah menyediakan kontak Saluran Langsung Jarak Jauh (SLJJ).
Sebagai wilayah pembantu Kabupaten Kepulauan Riau (administrative support)
Secara administratif Dabosingkep pernah sebagai “ibukota” pembantu Kabupaten Kepulauan Riau yang mewilayahi Kecamatan Singkep, Kecamatan Lingga, dan Kecamatan Senayang sebelum itu dihapus tahun lalu.
Pusat pendidikan bagi tiga kecamatan (suitable for education)
Dabosingkep memiliki 2 SMU negeri dan 2 SMP negeri dan beberapa lembaga edukasi menengah lainnya. Dibanding Daik Lingga dan Senayang, fasilitas pendidikan di Dabosingkep relatif lebih baik.
Memiliki populasi relatif lebih besar (higher population)
Dibanding 2 ibukota kecamatan lainnya, populasi kota Dabosingkep relatif lebih besar. Walau pernah mengalami penurunan jumlah penduduk akibat “putus hubungan” dengan PT. Timah, namun sejak tahun 1996 jumlah penduduk kota ini terus bertambah. Hal ini mendukung aktivitas perkonomian (economic activity) kecamatan Singkep secara keseluruhan.
Memiliki kapasitas lahan untuk pertumbuhan pembangunan (land capacity for growth)
Dabosingkep masih memiliki lahan yang cukup luas untuk menampung pertumbuhan pembangunan, disamping lahan yang relatif datar juga memiliki akses yang cukup luas terhadap prasarana yang tersedia.
Partisipasi masyarakat (community participation)
Akibat dari restrukturisasi PT. Timah beberapa tahun lalu menyebabkan banyaknya pengangguran (unemployment). Kondisi ini telah menyebabkan para penganggur yang telah berpengalaman itu mencari kerja ke Batam, Tanjung Pinang, Karimun, Jambi, dan sebagainya. Sebagian dari pengangguran itu masih bertahan di Dabosingkep dengan aktivitasnya sendiri. Diharapkan dengan ditetapkannya Dabosingkep sebagai ibukota kabupaten maka sebagian besar pengangguran itu dapat tertampung di berbagai kegiatan pembangunan.
Letak dan kualitas bangunan yang sudah tertata (landscape setting and quality)
Selama hampir 2 abad kegiatan penambangan timah memberi dampak pada terbentuknya bangunan yang cukup tertata rapi (walau masih perlu sedikit pembenahan) seperti letak rumah sakit, pembangkit listrik, air minum, bandara, pelabuhan laut, dan sebagainya.
Memiliki ragam etnik populasi (multi ethnic nature of city)
Kota ini memiliki ragam etnis populasi seperti melayu, jawa, minang, cina, bugis yang sudah mengalami akulturasi cukup lama.
Sebagai contoh banyak orang melayu menikah dengan orang bugis, jawa, cina, dan sebagainya. Komunitas cina dan minang dalam hal ini sangat berperan dalam perekonomian setempat.
Kelemahan (weakness)
Kurangnya aktivitas komersial (insufficient commercial activity)
Sejak ditinggalkan oleh PT. Timah, aktivitas komersial di kota Dabosingkep menurun drastis. Tidak seperti Tanjung Balai Karimun atau Tanjung Pinang yang memiliki keuntungan karena kedekatan wilayah dengan Singapore, aktivitas perdagangan dan komersial lainnya di kota ini sangat terbatas. Kini jalur-jalur perdagangan dalam skala terbatas masih dilakukan antara lain dengan Tanjung Pinang dan Jambi. Selain itu kota ini sangat kurang dalam ragam aktivitas ekonomi (lack of economic diversification).
Tergantung dengan kehadiran daerah lain (too dependent upon the other region) Dalam kenyataan kini Dabosingkep sangat tergantung pada kehadiran kota Tanjung Pinang sebagai ibukota kabupaten untuk urusan-urusan formal dan Jambi dalam hal memasok kebutuhan pokok masyarakat.
Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam kepemilikan (lack of community involvement in ownership)
Kepemilikan masyarakat terhadap suatu aset sangat terbatas khususnya terhadap unit-unit bangunan dan aset peninggalan PT. Timah. Ini akan menyulitkan dalam hal pembebasan lahan sementara statusnya belum jelas.
Kerugian pada masyarakat berpendapatan rendah (low income groups disadvantage)
Sebagaimana yang terjadi kini, urusan pemerintahan, pendidikan dan urusan formal lainnya di Dabosingkep harus melalui Tanjung Pinang sebagai ibukota Kabupaten. Ini mengakibatkan biaya tinggi (high cost) bagi masyarakat berpendapatan rendah. Selain itu harga barang kebutuhan pokok (sembako) dan biaya jasa/ pelayanan disini relatif lebih mahal.
Kurangnya sarana transportasi (lack of public transport)
Selain sarana angkutan laut yang terbatas, Dabosingkep juga kekurangan sarana transportasi darat seperti angkutan umum, bus dan taksi.
Kurangnya pengelolaan objek wisata (under developed tourism)
Dabosingkep tidak seberuntung Tanjung Balai Karimun, yang walaupun kurang objek wisata namun memiliki karakteristik seperti Singapore tahun 1970-an, sehigga turis dari negeri jiran tersebut tidak segan untuk membelanjakan uangnya disana. Sebaliknya Dabosingkep, selain relatif lebih jauh dari Singapore, juga tidak memiliki objek wisata yang terkelola dengan baik. Sedangkan sektor pariwisata ini sangat berperan dalam memberikan value added dan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bagi perekonomian wilayah Kepulauan Riau, Batam dan Karimun secara keseluruhan.
Peluang-peluang (Opportunies)
Hubungan langsung dengan Tanjung Pinang dan Jambi (corridor link to Tanjung Pinang and Jambi)
Tanjung Pinang termasuk dalam kawasan industri baik industri pengolahan maupun industri pariwisata. Wilayah ini juga memiliki akses yang baik dengan Singapore, Batam, dan Karimun. Adanya corridor antara Dabosingkep dan Tanjung Pinang memberi peluang yang luas bagi pertumbuhan ekonomi Dabosingkep dimasa mendatang.
Selain Tanjung Pinang, Dabosingkep juga memiliki corridor dengan Jambi yang adalah merupakan satu-satunya ibukota propinsi di Pulau Sumatera yang paling dekat dengan Dabosingkep saat ini. Peluang perdagangan dan perekonomian yang lebih luas akan tercipta bila prasarana yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin seperti penggunaan bandara Dabo dan pelabuhan laut yang ada. Seperti yang dirilis dalam Riau Pos tanggal 18 Februari 2001 dengan titel “Riau Airlines Menerobos Keterisolasian Daerah”. Dengan adanya rencana Pemda Propinsi Riau untuk memanfaatkan bandara yang ada di seluruh Riau termasuk Bandara Dabo, maka melalui jalur penerbangan yang dilewati Riau Airlines akan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian setempat dari kemudahan investment. Jalur penerbangan ini akan menciptakan corridor “baru” dengan Batam (terakhir corridor itu terputus tahun 1996/1997 putusnya jalur penerbangan pesawat jenis SMAC dari Jambi-Dabosingkep-Batam) dalam rangka ikut berkiprah dalam kancah perekonomian global.
Hubungan dengan “kota-kota utama” (linking with main cities)
Selain Jambi, Tanjung Pinang dan Batam, kota ini memiliki hubungan yang relatif tidak jauh dengan “kota-kota utama” seperti Kuala Tungkal (ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat-Jambi), Muara Sabak (ibukota Tanjung Jabung Timur-Jambi) yang memiliki pelabuhan bebas, dan Tanjung Balai Karimun (Kabupaten Karimun) dan Pangkal Pinang (ibukota Propinsi Bangka-Belitung). Kondisi ini menciptakan peluang ekonomi dalam skala yang lebih luas.
Memiliki sumberdaya alam yang mendukung (natural resources)
Dalam berita Harian Kompas tanggal 24 Juli 2000 dikatakan bahwa Pulau Singkep Masih menyimpan 200 ribu ton timah. Sebuah perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri akan menghidupkan kembali aktivitas pertambangan yang sempat terhenti sejak tahun 1992. Kegiatan penambangan itu disamping memberikan kontribusi bagi perekonomian juga dapat menampung tenaga pengangguran akibat restrukturisasi PT. Timah. Dengan ramainya aktivitas penambangan ini akan berdampak pada peningkatan perekonomian kota Dabosingkep dengan prasarana yang dapat diakses oleh perusahaan penambangan.
Sumberdaya alam lain yang dimiliki antara lain di sektor perikanan. Itu terlihat dari banyaknya pendirian rumah penangkapan ikan teri (kelong) disepanjang perairan pulau Singkep.
Ancaman (threats)
Kerusakan lingkungan yang parah (environmental degradation)
Diperkirakan sekitar 45.000 ha lahan di Pulau Singkep telah dimanfaatkan sebagai basis kegiatan penambangan timah selama hampir seratus delapan puluh tahun. Pulau itu kini dipenuhi dengan danau-danau bekas galian Timah. Kondisi ini semakin diperburuk dengan beroperasinya kegiatan penambangan pasir.
Penambangan pasir dan lepas pantai (offshore mining) dan penebangan hutan (deforestation) serta penggurunan (disertification) mengakibatkan semakin terbatasnya lahan-lahan yang affordable (limit of affordable land) di Pulau Singkep (kekecualian Dabosingkep sebagai ibukota).
Kecenderungan ketidakteraturan pembangunan bangunan baru (threat to landscape quality of city)
Ada kecenderungan di kota Dabosingkep saat ini dimana masyarakat membuat bangunan baru tanpa mengindah ketentuan yang berlaku serta tidak memperhatikan lingkungan.
Pada bangunan bekas peninggalan PT. Timah masih dapat dikatakan tertata cukup rapi, namun melihat kecenderungan dimana saat ini pembangunan bangunan baru sering tidak sesuai dengan tata ruang dan keindahan kota. Sebagai contoh sederhana adalah pembuatan bangunan sarang burung walet di tengah-tengah kota tanpa perduli dengan lingkungan sekitar.
Kultur masyarakat yang cenderung apatis (culture tend to apathetic)
Restrukturisasi PT. Timah pada awal 1990-an yang mem-PHK kan ribuan karyawan telah menyebabkan “luka” yang cukup dalam bagi masyarakat Dabosingkep. “Luka” ini berdampak pada berbagai segi kehidupan masyarakat dan menimbulkan semacam trauma bagi masyarakat khususnya mantan karyawan PT. Timah. Dapat dikatakan dahulunya masyarakat Dabosingkep identik dengan PT. Timah. Dengan demikian ketika PT. Timah melakukan restrukturisasi maka dampaknya identik dengan kondisi masyarakat secara keseluruhan.
Trauma yang dalam ini akan berdampak pada aktivitas mereka keseharian, apalagi bila aktivitas itu dikaitkan dengan rencana pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau.

Penutup
Idealnya membangun suatu ibukota pemerintahan adalah dengan sistim planned city seperti Canberra sebagai National Capital di Australia. Namun pembentukan Canberra yang establish sejak 1911 itu memang didukung oleh kondisi pendanaan yang cukup kuat dari Pemerintah Australia. Sebaliknya dengan kondisi perekonomian Indonesia dan Daerah yang belum menentu saat ini, sementara gaung keinginan berotonomi sangat nyaring kedengarannya, maka pilihan yang tepat untuk memilih kota sebagai kota pemerintahan adalah dengan berdasarkan kondisi yang ada dan pertumbuhan alami dari kota tersebut.
Membandingkan antara Dabosingkep dengan Daik Lingga dan Senayang, otomatis kondisi yang memenuhi “kriteria” diatas adalah Dabosingkep. Kita berusaha melihat itu seobyektif mungkin dengan berdasarkan pada ketersediaan infrastructure sebagai persyaratan utama. Hal ini dimaksudkan agar dalam pembangunan selanjutnya, setelah kabupaten pemekaran terbentuk, biaya yang dikeluarkan untuk infrastruktur dapat dialihkan untuk meningkatan perekonomian rakyat yang terpuruk saat ini.
Ada keinginan untuk membentuk Daik Lingga sebagai ibukota kabupaten mengingat secara historis Daik pernah menjadi pusat kerajaan Melayu, dan secara geografis saat ini aksesnya dapat lebih merata dari Dabosingkep dan Senayang dan pulau-pulau kecil lainnya.
Namun dengan kenyataan yang ada, tidak ada pilihan lain kecuali mengambil pilihan yang paling menguntungkan. Bukan tidak mungkin pada masa mendatang kota Daikl Lngga dapat menjadi pusat kebudayaan Melayu dan pengembangan sektor agriculture dan di Senayang didirikan pabrik industri pengolahan sektor perikanan (sesuai Location Theory) karena aksesnya yang relatif dekat dengan kawasan Barelang (Batam, Rempang, Galang).
Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat bagi policy Pemda setempat dalam rangka mendukung strategic planning yang dirancang bagi pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Kabupaten Kepulauan Riau dan Kabupaten Selingsing.

Setelah Kejayaan Tambang Timah Berlalu
Joni adalah satu dari puluhan warga Batuberdaun yang saat ini mengais rezeki dengan cara mendulang timah di pesisir pantai kawasan itu.
Setiap pagi, dengan menggunakan sepeda kayuh, mereka berangkat dari rumah menuju pantai Batuberdaun. Berbekal nampan pendulang, sekop dan pengayak, mereka memulai pekerjaan mereka hari itu.
”Sesampai di sini kami tidak dapat langsung bekerja. Harus menunggu air laut surut,” tutur Joni. Saat air surut, mereka berbondong-bondong ke pesisir, memilih tempat yang menurut mereka cukup banyak biji timahnya. Menggunakan sekop, mereka menggali batu dan pasir, lalu diletakkan di pendulangan.
Mereka memutar pendulangan itu sambil berendam di pinggir laut. Pekerjaan itu mereka lakukan hingga tengah hari saat air mulai pasang. Jika beruntung, mereka dapat membawa pulang satu kilogram bijih timah. Jika kurang beruntung, mendapat setengah kilogram bijih timah pun sudah anugerah.
Kepada perusahaan pengumpul, bijih timah itu mereka jual Rp 38.000 per kilogram. ”Lebih baik dibandingkan jika kami bekerja di proyek bangunan. Sebagai pekerja bangunan kami hanya diberi Rp 15.000 per hari,” ungkap Syam, pendulang timah lainnya.
Menjadi pekerja bangunan terpaksa dilakukan kalau cuaca buruk dan air laut tidak kunjung surut. ”Kebun tidak dapat diandalkan dan tidak ada pilihan pekerjaan lain,” Syam menambahkan.
Tambang terbesar
Dalam pelajaran ilmu bumi dulu, Dabo-Singkep, Kepulauan Riau, dikenal di seantero Indonesia sebagai salah satu tambang timah terbesar selain Bangka di Sumatera Selatan. Penambangan telah dimulai sejak 1812 ketika Pemerintah Hindia Belanda masih menguasai Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, PT Timah mengambil alih pengelolaan tambang tersebut. Mereka membangun infrastruktur hingga terbentuk kota baru.
Ketika PT Timah berhenti beroperasi pada 1992, menurut Camat Dabo Abu Hazim, perekonomian di kawasan itu pun ikut merosot. Warga kehilangan sumber mata pencarian.
”Dulu kendaraan ramai melintasi jalan-jalan di Dabo, tetapi sekarang sepi,” ungkap seorang warga. Pelabuhan udara di Dabo yang dulu ramai dengan para petinggi PT Timah dan warga kini lengang.
”Kemampuan warga terbatas, potensi lain tidak ada,” tutur Ashari, dulu guru di SD milik PT Timah. Bangunan infrastruktur yang tersisa dipakai untuk puskesmas, perumahan, instalasi air minum, serta jaringan jalan.
Bangunan yang terbengkalai antara lain bangunan pengolahan bijih timah—dekat Pasar Dabo. Bangunan itu keropos dan atap sengnya banyak berlubang.
Abu Hazim mengatakan, ”Sejak PT Timah ditutup, persoalan dasar di Dabo yaitu tidak ada lapangan pekerjaan, dan peninggalan PT Timah yang belum terurus.”
Menggali kolong
Warga kini menggali kolong-kolong tambang timah bekas PT Timah, namun hasilnya tak memuaskan.
”Mereka tidak memiliki peta tanah seperti yang dimiliki PT Timah. Tinggal sisanya yang kini didulang penambang tradisional,” kata Ashari.
Beberapa pemodal akhirnya menjual mesin pompa dan areal pertambangan miliknya dengan harga murah. Bekas tambang itu jika digali berisiko biaya tinggi.
”Apalagi belum ada payung hukumnya. Kalaupun ada hasilnya, pihak pemerintah setempat belum dapat meminta retribusi. Semua penambangan yang saat ini dilakukan adalah ilegal,” tutur Abu Hazim, Camat Dabo. Tetapi ia tidak dapat melarang penambangan karena lapangan pekerjaan lain tidak ada.
Ia berharap, Lingga sebagai kabupaten baru dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi penduduk dua kecamatan Dabo dan Singkep yang berpenduduk 38.000 jiwa itu. Dabo-Singkep merupakan kecamatan terpadat Kabupaten Lingga yang berpenduduk total 70.000 jiwa
”Apalagi Dabo-Singkep merupakan kecamatan terpadat di Kabupaten Lingga yang total penduduknya mencapai 70.000 jiwa lebih,” kata Abu.
Melalui pemekaran wilayah itu diharapkan pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru seluas-luasnya bagi warga Dabo. Selama ini sebagian besar pemuda di Dabo lebih memilih pindah ke Batam, Tanjung Pinang, atau kota-kota lain di Indonesia untuk bekerja.
Potensi perkebunan
Abu Hazim mengatakan, Dabo dan Singkep sebenarnya memiliki potensi lain di bidang perkebunan. ”Dulu pernah ada investor yang hendak membuka perkebunan sawit di Singkep tetapi hingga saat ini belum terealisasi. Padahal potensinya cukup besar, mencapai lebih dari 20.000 hektar. Juga ada jeruk yang dikelola warga. Potensi itu juga belum dioptimalkan,” tuturnya.
Selama ini, kata Abu Hazim, perolehan pemerintah setempat hanya dari hasil perikanan, perkebunan, dan terutama dari penambangan pasir.
Ada enam perusahaan penambang pasir di Dabo-Singkep yang bekerja di atas lahan seluas 239.282 hektar.
”Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Lingga memperoleh Rp 2 miliar dari penambangan pasir. Sekitar Rp 70 miliar perolehan pemerintah dari pajak,” ungkap Abu Hazim.
Perolehan pemerintah daerah juga masih seret karena belum ada peraturan daerah tentang retribusi beberapa kegiatan ekonomi. Seperti misalnya untuk usaha sarang walet yang saat ini sedang menjamur di Dabo.
Kini perolehan hanya dari penambangan pasir. Ini sebenarnya disayangkan warga. ”Sebentar lagi kami ini hanya punya air saja, tidak lagi tanah air. Karena tanah-tanah di sini sudah dijual semua. Dulu timah kami diserap habis. Sekarang ini pasir kami dijual juga. Dapat dilihat, sebentar lagi akan ada sungai besar di Dabo karena pengerukan pasir itu,” ungkap seorang warga.
Saat memasuki hutan di kawasan air panas, Dabo, truk-truk besar lalu-lalang mengangkut berton-ton pasir berarak ke pelabuhan. Dengan kapal tongkang pasir-pasir itu keluar. Konon, ungkap warga Dabo, pasir-pasir itu dijual ke Singapura.
Lenyap sudah kejayaan pertambangan timah yang dulu sempat memakmurkan warga Dabo-Singkep. Dan kini, jika tidak berhati-hati, kekayaan lainnya pun akan ikut pergi jika tidak dikelola dengan baik. Yang pasti warga masih mengais dan mendulang timah di kolong-kolong tambang.

Dabo Singkep

Wisata

Pulau Singkep merupakan salah satu wilayah dari Kabupaten Lingga propinsi Kepulauan Riau, yang juga kaya akan lokasi objek pariwisata alam yang dapat dinimlati masyarakat dengan bebas, diantaranya :

# Batu Ampar
Batu Ampar adalah salah satu objek wisata di dabo singkep, objek wisata ini merupakan objek wisata air terjun. Obejek wisata ini cukup di gemari oleh masyarakat Dabo Singkep dan sekitarnya. Apabila pada hari libur objek wisata air terjun ini sering sekali di di kunjungi sama pengunjung. Lokasinya cukup bagus dan masih alami, banyak di tumbuhi pohon.
# Batu Berdaun
Objek wisata yang satu ini memiliki sedikit keunikan, sama seperi namanya di daerah ini kita akan manjumpai sebuah batu yang ditum
buhi pohon. Nama Batu berdaun ini sendiri diambil dari batu dan pohon tersebut. Objek wisata ini juga cukup indah karena ini merupakan objek wisata pantai dan sangat di gemari oleh masyarakat kota Dabo Singkep, namun sedikit disayangkan keadaan objek wisata ini kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat. Keadaan pantai ini cukup bersih dan indah, warga yang tinggal di daerah ini juga sebagian juga berpencaharian sebagai nelayan dan ada juga yang bekerja mangumpulkan batu-batu yang ada di pantai.
batu-berdaun-1.jpg
batu-berdaun-3.jpgbatu-berdaun-2.jpg
batu-berdaun-4.jpgbatu-berdaun-6.jpgbatu-berdaun-5.jpg
pantai-batu-berdaun-3.jpg
pantai-batu-berdaun-1.jpg
pantai-batu-berdaun-2.jpg

pantai-batu-berdaun-6.jpg
pantai-batu-berdaun-4.jpg
pantai-batu-berdaun-5.jpg

pantai-batu-berdaun-8.jpg
pantai-batu-berdaun-7.jpg
batu-berdaun-7.jpg

# Air Panas
Ini merupakan satu-satunya objek wisata pemandian air panas yang terdapat di kota Dabo Singkep. Lokasinya memang agak jauh dari pusat kota Dabo Singkep namun masih cukup banyak pengunjung yang datang ke kawasan wisata ini, karena objek wisata ini sangat tenang dan nyaman karena berada jauh dari keramaian. Di tempat ini terdapat 3 buah kolam air panas, dimana suhu ketiga kolam ini berbeda-beda. Namun sedikit disayangkan jalan unutk menuju pemandian air panas ini masih kurang bagus dan apabila pada saat musim hujan jalannya akan kotor dan sedikit licin.
pemandian-air-panas-3.jpg
pemandian-air-panas-1.jpg
pemandian-air-panas-2.jpg

pemandian-air-panas-4.jpgpemandian-air-panas-7.jpgpemandian-air-panas-5.jpg

pemandian-air-panas-8.jpgpemandian-air-panas-10.jpgpemandian-air-panas-9.jpg
pemandian-air-panas-11.jpgpemandian-air-panas-12.jpg