welcome To My Blog

cctv

Salju

Daun

Selasa, 11 Februari 2014

Kampung Boyan di Dabo Singkep

Kemasyhuran timah di Dabo, pulau Singkep, kabupaten Lingga, menarik perhatian dunia. Dimulai pada zaman kesultanan, era penjajahan Belanda, hingga masa kemerdekaan sampai pada tutupnya PT Timah pada 1992-an. Pendatangpun berbondong ke pulau yang berada di utara pulau Bangka, termasuk juga pendatang dari pulau Bawean.

Masyarakat Bawean memang sudah terkenal sebagai perantau. Jejak mereka lebih banyak ke arah barat dari pulau yang berada di laut Jawa itu. Bangka, Belitung, Kijang (Bintan), Singapura, dan Malaysia menjadi tempat tujuan merantau yang paling banyak diminati setelah Jawa.

Para perantau ini seringkali meninggalkan jejak berupa nama kampung, yakni Kampung Boyan. Nah, itulah yang menjadi pijakan, tradisi rantau warga Bawean memiliki jejak, baik berupa nama maupun tradisi. Di Dabo Singkep, terdapat juga sebuah kampung bernama Kampung Boyan. Di situ, dahulu, pada masa kejayaan PT Timah, terdapat sekelompok perantau dari Bawean. Mereka mencoba menggantungkan asa dari tambang yang telah terkenal ke sentaro dunia. Ada juga yang datang sebagai pedagang.

Dari beberapa penuturan orang Boyan di Dabo Singkep, mereka ada yang datang langsung dari Bawean dan ada pula yang datang dari Bangka dan Belitung. Tidak perlu diceritakan lagi bagaimana masyarakat Bawean bisa merantau sebab semuanya, ketika itu, menggunakan jalur laut dan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan ekonomisnya.
Kampung Boyan di Singkep ini terletak di pesisir pantai. Di kampung itu lebih banyak di tumbuhi pohon kelapa. Akan tetapi, Kampung Boyan di desa Batu Berdaun Kecamatan Singkep kabupaten Lingga ini tidak lagi ada orang-orang Boyan itu. Entah sejak kapan mereka meninggal kampung dan hanya menyisakan nama saja. “Dulu banyak, sekarang tak ada lagi (orang Boyan yang menetap di kampung itu),” kata Iwan, ketua RT di kampung itu.
Meski tidak lagi ditemukan keturunan Bawean di kampung itu, sebenarnya, mereka masih ada yang menetap di pulau Singkep. Mereka telah tersebar ke beberapa kampung-kampung lainnya. Saat ini, lokasi yang paling terkenal dengan banyak warga ataupun keturunan Bawean itu sebuah kampung bernama Tansirasif, yang berada di kecamatan Singkep Barat.
Di sana, warga Bawean banyak yang memilih menjadi petani. Hasil pertanian mereka untuk memenuhi kebutuhan warga Singkep. Yang tidak kalah terkenal ialah durian hasil dari pohon-pohon tanaman orang Boyan. Tidak sedikit orang Singkep yang menaruh rasa takjub dengan etos kerja orang Boyan, apalagi hasil tanaman mereka dikenal selalu bagus.
Ada juga sebagian keluarga lainnya yang menetap di Dabo Singkep. Di antara mereka ada yang menjadi buruh dan ada pula karyawan biasa. Sependek pengetahuan penulis, belum ada keturunan Bawean yang memiliki kedudukan strategis di pemerintah maupun politik di kabupaten Lingga. Kelak, jika ada kisah lain perihal orang Boyan ini, tentu akan penulis bagikan lagi kepada pembaca. (Abd Rahman Mawazi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar